Seandainya saja aku bisa berjalan
tanpamu, tapi bagaimana bisa? Kedua kakiku saja adalah kamu.
Seandainya saja aku bisa bernafas
tanpamu. Tapi bagaimana bisa? Udara itu adalah kamu.
Seandainya saja aku bisa tersenyum
tanpamu. Tapi bagaimana bisa? Lekukan senyumanku saja terbuat dari kamu.
Seandainya saja aku bisa mengenggam
yang lain. Tapi bagaimana bisa? Telapak tanganku beralaskan kamu.
Seandainya saja aku bisa memandang
tanpamu. Tapi bagaimana bisa? Pandangan itu selalu menggambarkan kamu.
Seandainya saja aku bisa belajar
tanpamu. Tapi bagaimana bisa? Banyak ilmu didapat dari kamu.
Seandainya saja aku bisa hidup tanpamu.
Tapi bagaimana bisa? Degupan jantung, aliran darah, denyut nadiku selalu
membutuhkan kamu.
Seandainya saja aku tak pernah terluka
olehmu. Tapi bagaimana bisa? Airmataku saja mengalir menuju tanganmu.
Seandainya saja aku menulis bukan
untukmu. Tapi bagaimana bisa? Setiap rangkaian kata selalu menuliskan ‘kamu’
disana.
Seandainya saja waktuku berjalan
tanpamu. Tapi bagaimana bisa? Setiap detik yang berputar selalu mencari kamu.
Seandainya saja lantunan laguku bukan
untukmu. Tapi bagaimana bisa? Setiap nada yang berbunyi menyairkan nama kamu.
Seandainya saja aku bisa mencintai yang
lain. Tapi bagaimana bisa? Tulang rusukku saja milik tubuhmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar